Seiring dengan meningkatnya perhatian global terhadap masalah lingkungan, industri kosmetik juga mencari solusi pengemasan yang lebih berkelanjutan. Dari botol sampo hingga botol parfum, penggunaan berbagai desain dan bahan inovatif membantu mengurangi sampah plastik dan meningkatkan tingkat daur ulang.
Perusahaan secara bertahap mencapai tujuannya untuk 100% kemasan bebas plastik dan dapat didaur ulang untuk semua produknya pada tahun 2025. Komitmen ini mencerminkan kepemimpinan lingkungan dari perusahaan teknologi besar dan mungkin menginspirasi perusahaan lain untuk mengikuti jejaknya. Mencapai 100% bebas plastik mengurangi berat kemasan dan meningkatkan efisiensi transportasi.
Di bidang produk perawatan pribadi, botol sampo isi ulang menjadi semakin populer. Misalnya, sub-botol isi ulang yang dijual di Amazon tidak hanya cocok untuk industri perhotelan, tetapi juga bagi konsumen yang ingin mengurangi penggunaan plastik. Selain itu, beberapa merek beralih ke plastik pantai daur ulang untuk membuat botol sampo, yang tidak hanya mengurangi polusi plastik laut, namun juga mendorong daur ulang plastik.
Namun, daur ulang dan penggunaan kembali botol plastik masih menghadapi tantangan. Saat ini, kurang dari separuh botol plastik didaur ulang di seluruh dunia, dan hanya 7% botol PET baru yang mengandung bahan daur ulang. Untuk meningkatkan tingkat daur ulang, beberapa perusahaan mengembangkan kemasan yang sepenuhnya dapat didaur ulang atau dibuat kompos di rumah, seperti kemasan tabung yang terbuat dari resin berbasis bio yang diekstraksi dari tebu.
Selain botol plastik, jenis kemasan kosmetik lainnya juga mengalami transisi menuju keberlanjutan. Misalnya, beberapa merek menggunakan tabung kertas dengan lebih sedikit plastik dan wadah deodoran yang berisi bahan PCR daur ulang untuk mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan keramahan lingkungan pada produk mereka.
Meskipun terdapat kemajuan-kemajuan ini, masalah polusi plastik masih tetap serius. Menurut PBB, jika tidak ada tindakan yang diambil, polusi plastik bisa berlipat ganda pada tahun 2030. Hal ini menekankan perlunya tindakan yang lebih kuat di seluruh industri untuk mengurangi penggunaan plastik, meningkatkan tingkat daur ulang, dan mengembangkan kemasan baru yang ramah lingkungan.
Singkatnya, industri kemasan kosmetik berada pada titik balik dan berada di bawah tekanan besar untuk meningkatkan keberlanjutan. Dari perusahaan besar hingga merek kecil, mereka menjajaki solusi pengemasan inovatif untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Seiring kemajuan teknologi dan meningkatnya kesadaran konsumen, kami berharap dapat melihat masa depan kemasan kosmetik yang lebih ramah lingkungan dan ramah lingkungan.
Waktu posting: 20 Agustus-2024